Nurani itu apa sih? Ribet ya kalau ngomongin definisinya. Gampangnya, nurani itu hati kecil kita yg berbicara tiap kali kita akan berbuat sesuatu. Saya yakin semua udah pada ngeh dengan apa yang saya maksud.
Hati nurani pasti akan menunjukkan kebaikan. Memang betul,karena fitrah manusia itu suci dari dosa. Menurut surat Ar-Ruum:30, manusia diciptakan dengan fitrah yang lurus sesuai agama Allah.
So, direct your face toward the religion, iclining the truth.(Adhere to) the fitrah of Allah upon which He has created (all) people. No change should there be in the creation of Allah. That is the correct religion, but most of the people do not know.
Bahkan menurut seorang doktor (maaf saya lupa siapa), sekalipun ada seorang manusia yang kepadanya tidak sampai ajaran Islam, kalau dia menuruti hati nuraninya (jika tidak terpengaruh apapun) maka dia akan tetap bisa menemukan hidayah. Tetap bisa menemukan Allah.
Tapi buat kita manusia yang sangat amat biasa dan hidup di jaman kacau balau seperti ini, masih tajamkah nurani kita? Atau sudah mulai terkikis oleh hitamnya hati? Misalkan ya, kita melanggar traffic light di persimpangan jalan. Waktu menerobos lampu merah, adakah suatu tolakan dari dalam hati? Adakah terdengar suara yang seolah berkata “Duh ini harusnya ga diterobos lampu merahnya” ?
Nurani, yang berasal dari fitrah tauhid kita bisa memudar. Sangat bisa memudar. Lewat televisi, radio, internet,pergaulan, dan lain-lain. Dunia yang kita lihat sekarang ini, membolehkan semua yang tidak boleh dalam islam dan menolak semua teori absolute truth. Ya itu teori postmodernism, dan memang terjadi kog. Padahal dalam Islam kan adanya absolute truth ya? Teman-teman, walaupun kita masih beragama Islam tetapi semua itu membuat kita hanya diam saja melihat maksiat terjadi. Semua yang kita lihat di film membuat kita berpikir “Ya itu kan mereka biasa berbuat seperti itu. Yang penting kita sendiri enggak”. Itu salah lho teman-teman. Nurani mulai terkikis.
Kemudian kita berbuat dosa. Satu, jadi titik hitam di hati. Tidak bertaubat, karena bisa jadi lupa atau berpikir “Ah ya sudah lah”. Dua, nambah titik hitam di hati. Tiga, empat, lima dan seterusnya sampai hati kita jadi hitam. Terbiasa melakukan maksiat. Habis sudah nurani kita. Habis sudah naluri ketuhanan kita. Lupa sama Allah.
Saya tidak tahu seberapa jauh saya sama Allah. Saya tidak bisa mengukur dengan pasti seberapa permisif saya dengan kemaksiatan. Tapi saya menyadari, saya mulai lupa untuk menjaga hijab saya dengan sangat hati-hati. Saya tidak terbiasa untuk menjaga pandangan terhadap mreka yang tidak seharusnya saya pandang. Saya..ah, malu untuk membuka aib saya disini. Yang pasti, hati saya mulai menghitam. I barely feel my fitrah.
Maka saya akan memulai lagi. Mulai menghidupkan nurani. Memperkuat rasa ketuhanan yang telah lama melemah. Kembali mencari Allah. Kembali meminta perlindungan pada Allah, meninggikan rasa takut hanya untukNya. Ya Allah,peluklah aku. Dengar bisikku dalam setiap sujudku. Bangunkan aku setiap malam, hanya untuk bercakap-cakap denganMu. Bercerita dan memohon apapun padaMu. Ya Allah,bimbinglah aku setiap saat melalui nurani yang Engkau alirkan pada hatiku…
Kamis, 09 Oktober 2014
Senin, 08 September 2014
Ku Tumpahkan
Saat aku terjatuh di titik terbawah, dan jiwaku sangat lelah
Saat cobaan dan cobaan datang, dan hatiku penuh beban
Dan aku tetap disini, menunggu dalam keheningan
Menyeru dengan air mata
Hingga Engkau datang, Kau belai kepalaku dalam sujud
Kau kecup air mata
Kau menjawab panggilan
Hingga aku dapat berdiri tegak di puncak gunung
Berjalan di atas lautan penuh badai
Aku tangguh, sebab aku ada di atas pundak-Mu
Meski kakiku masih terkilir
Meski masih air mata mengalir
Namun tak ada kehidupan tanpa kelaparan dan kehausannya
Tiap-tiap hati yang gelisah bergetar tak menentu
Namun saat Kau datang, aku merasa sekilas keabadian
Saat cobaan dan cobaan datang, dan hatiku penuh beban
Dan aku tetap disini, menunggu dalam keheningan
Menyeru dengan air mata
Hingga Engkau datang, Kau belai kepalaku dalam sujud
Kau kecup air mata
Kau menjawab panggilan
Hingga aku dapat berdiri tegak di puncak gunung
Berjalan di atas lautan penuh badai
Aku tangguh, sebab aku ada di atas pundak-Mu
Meski kakiku masih terkilir
Meski masih air mata mengalir
Namun tak ada kehidupan tanpa kelaparan dan kehausannya
Tiap-tiap hati yang gelisah bergetar tak menentu
Namun saat Kau datang, aku merasa sekilas keabadian
Sabtu, 21 Juni 2014
Maafkanlah, agar hidupmu tenang dan damai
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Penikmat yang budiman, tulisan saya kali ini menggunakan bahasa yang santai aja ya, lagi ga puitis nih malam ini, hehe. Hari ini juga alhamdulillah sya lagi dapet nikmat luar biasa dari ALLAH, jd mohon doanya, ya, supaya saya ga ujub, ga takabur, ga merasa bangga apalagi merasa hebat karena ini. Aamiiin. Pujian adalah ujian. Hiks. Astaghfirullah. Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang mencari kepopuleran dunia. Aamiin
Apa yang sya alami hari ini, mendorong sya buat bikin tulisan ini nih, meskipun awalnya sya bertanya-tanya, menelaah dgn kekuatan batin (cie elah), dan akhirnya ALLAH memberi jawabannya dari otak turun ke hati (hehe ^_^V).
Kali ini kita akan bahas tentang masalah yang pasti pernah hinggap pada tiap manusia selain Rasulullah, Al Anbiya lainnya, dan orang-orang dulu. Ya, kita, makhluk yang lemah tanpa ALLAH dan Rasul-NYA. Inilah tentang “ Memaafkan untuk ketenangan dan kedamaian hidup”.
Sebelumnya, saya punya kata-kata mutiara yang pernah saya baca nih :
"Memaafkan itu seperti membebaskan tahanan dari penjara bawah tanah yang gelap dan menyeramkan. Lalu kau tahu bahwa tahanan itu adalah dirimu, yg memberi sedikit ruang di hatimu."
"Memelihara sakit hati itu ibarat membawa labu dalam kresek bolong-bolong ke mana-mana. Belum lama akan membusuk dan berat. Bila tercium busuknya, sang pembawa juga kan tertular busuknya."
Pernah ga sih, ngerasa sakiiiit banget hati ini? Ngilu dan pilu kayak disayat-sayat sama sembilu paling karatan? Pernah ga sih, ngerasa bahwa harga diri ini udah diinjak-injak dan digencet pake palu “lisan”? Muka kita kayak dilempar-lempar, ditampar-tampar dengan sikap orang yang tak kita tebak bakal begitu? Atau, pernah ga sih, tangis gerimis, sakit berakit, dan benci bertali-tali, menyala merah karna orang yang pernah menyakiti hati yang lemah lembut ini? (lemah lembut? :| )
Pernah ya? Normal, dong. ^^ Selama ga diikuti oleh penyakit hati, tak apa. Tak masalah. Sakit hati itu biasa, toh ALLAH akan menghapus dosa kita, selama sakit hati itu tidak diikuti penyakit hati seperti dendam atau sejenisnya. :) Pertanyaannyaa.. Apa perlu kita memelihara sakit hati? Nggak! Apa perlu kita menahan topeng muka ini untuk sekadar “memaafkan”? Nggak juga! ada yang berkata "Orang pandai itu bukan yang pandai menyembunyikan perasaannya, akan tetapi mengendalikan perasaannya." ALLAH saja Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat, masa kita manusia seutil gini gengsi amat memaafkan, sih? v^.^v
Sya sebenarnya jg sempat bingung, bahkan kadang sama diri sendiri, apa yang salah dari memaafkan, saudaraku? Apa ruginya kita membersihkan rasa sakit di hati? Tapi keyakinan ini yg mengatakan : Percayalah, sesakit apapun, seperih apapun luka yang ditanamkan oleh orang yang menyakiti kita, tak ada gunanya kita pertahankan rasa itu. ^^ Bikin pusing, nambah dosa, buang waktu, dan menyiksa diri sendiri. v^_^v
Hmmm, gimana ngomongnya ya. Masalah hati sih soalnya, memaafkan itu susaaah buanget. Susah kalau hati masih kacau balau. Susah bila ego terlalu tinggi. Susah bila kita merasa bahwa kita itu lebih baik dari teman2 sekitar (lebih ramah, lebih murah hati, lebih ++ deh pkoknya), Susah bila kita lupa, “Tiap manusia kecuali Rasulullah tak ada yg sempurna”, selalu punya salah. Susah bila kita ga berkaca, “Mungkin saya yang salah”. Susah bila lupa kisah hidup Nabi Muhammad saw, bahwa beliau tak pernah sekalipun memelihara sakit hati, dengan sangaaat mudah beliau memaafkan. Dan susaaah buuanget bila kita tidak mengenal ALLAH, Dzat yang meski tanpa hamba-NYA akan selalu tetap Perkasa dan Mengagumkan, tapi masih berkenan Mengampuni kita. Subhanallaah, dengan ini saja rasanya cukup tuk ucapkan, “Aku maafin, kok.”
Memelihara sakit hati itu tak terlalu gawat kalau cepet kita atasi. Luka di hati, tak masalah, selama tak menjelma jadi “emosi”. Tapi kalau kita terus “mengurung”nya di hati kita, sampai kita anak pinakkan jadi dengki, benci, apalagi dendam kesumat. Wah, yang seharusnya menghapus dosa malah jadi nambah dosa. ^^v
ALLAH SubhanaHu WaTa’ala berfirman, “Jadilah engkau pema’af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” (Al A’raaf : 199)
"(Orang-orang yang taqwa itu) yaitu orang yang menafkahkan hartanya di jalan ALLAH, baik di waktu lapang maupun sempit, dan yang menahan amarah serta mema'afkan kesalahan." (Ali Imran : 134)
Nah, loh, ALLAH memerintahkan kita untuk SELALU memaafkan. v^_^v
“Rasulullah SAW bukanlah seorang yang keji dan tidak suka berkata keji, beliau bukan seorang yang suka berteriak-teriak di pasar dan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Bahkan sebaliknya, beliau suka memaafkan dan merelakan.” (HR. Ahmad).
”Sesungguhnya lubang jarum takkan terlalu sempit bagi dua orang yg saling mencintai, adapun bumi takkan cukup luas bagi dua orang yang saling membenci.” (Al-Khalil Ibn Ahmad)
Wah, Subhanalaah. Nasihat luar biasa tuh, saudaraku. ^^ Walaupun mungkin ada yang nyeletuk, “Lah, gimana sya mau memaafkan? Dia jahat gitu, tega amat ama saya. Kagak bisa dimaafin! No way! Mau nangis darah pun orangnya saya ga ikhlas! Jahaaaat! (Buang muka pula).” Duh-duh, jangan esmosi dong. ^^ Nih tak tawarin tips, ya ^^ :
1). Yakinkan hati ini. Bahwa, dengan memberikan maaf yang sebenar-benarnya maaf, hati ini menjadi lebih ringan, lapang, tenang, tentram, plus berbunga-bunga (Bak jatuh cinta, damai, hehe). Tidak ada lagi ganjalan di hati ini, tidak lagi kita kepikiraaan terus sama kesakitan dan yang bikin sakit itu. Toh kalau kita memaafkan, kita bisa memandang lurus ke depan, sebuah masa yang lebih baik direncanakan daripada masa lalu yang disesali.
2). Ingat-ingatlah kebaikan orang yang menyakiti kita. Sejahat-jahatnya anak Adam, percayalah, masih ada kebaikan di hatinya yang menjelma menjadi perbuatan baik yang menyenangkan kita. Inilah susahnya manusia, kalau ada salah dikiit aja, buyar semua deh kebaikan yang telah lalu. Sampe ada peribahasa "Karena nila setitik, rusak susu sebelanga". Nah, makanya ingat-ingat tuh, mereka pernah baiik banget sama kita, jadi ga salah kalau kita memaafkan. ^^
3). Jangan terlalu kagum. saya sering dengar dari Murabbi saya, bahwa bila kita menjadikan seseorang yang bukan Rasulullah dan Shahabat sebagai panutan secara berlebihan, maka ketika kita menemukan kekurangan di dirinya, rasa kagum itu akan serta merta hilang. Jadi, bertemanlah dengan teman apa adanya (sadari dan terima kekurangan dan kelebihannya). Jadi ketika dia berbuat salah, kita ga sibuk sama sakit hati, tapi justru menasihati. ^^
4). Sabar, Ikhlaskan, Lupakan. Jangan kebalik ya. ^^ Harus begitu urutannya. Soalnya banyak orang bilang “lupa” berarti “sabar”. Ga gitu, ukhty, akhiy. Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk ikhlas dulu, baru kemudian kita lupa. Kalau kita “maksa” lupa, hampir pasti rasa sakit itu masih tertinggal. Ingat, memaafkan tidak mutlak berarti melupakan kesalahan loh, tapi mengikhlaskannya yang berujung pada tidak mengingat-ingatnya lagi.
5). Perbanyaklah berdoa pada ALLAH. Nih haditsnya : “Duhai Dzat Yang Membolak-balikkan hati, kokohkanlah hatiku di dalam agama-MU” (HR Tirmidzi). Minta ALLAH membalikkan hati kita dari yang sakit itu menjadi sehat dan segar kembali. Percayalah pada kekuatan doa, saudaraku. Ingat, orang yang paling lemah adalah yang meninggalkan doa. ^^
6). Charge hati dan pikiran dengan ibadah, hal-hal yang bermanfaat. Misalnya, tilawah, sholat malam, senyum (Senyum saat susah itu tanda ketabahan), nulis (kayak saya, hehe), belajar, dst. Pokoknya cari kegiatan yang bikin kita sibuk deh, insya ALLAH kalau kita serius kita bisa lupa. ^^
7). Ingat firman ALLAH ini : “Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna” (Al-Mu’minun : 3). Kenapa? Karena sakit hati berlama-lama itu ga berguna, saudaraku. Buat apa sih dipertahankan? Mending diikhlaskan. Sebuah ikhlas, itu udah termasuk ibadah loh. ^^
8). Bila sakit hati menyerang (kita tersinggung), tahanlah amarah bila khawatir akan terjadi. Tahan sekuat-kuatnya! Kendalikan! Takutnya gara-gara marah kita malah memperburuk keadaan. Bila kita ingin menasihati orang yang menyakiti kita, lakukan itu ketika emosi kita bener-bener udah reda. Ada haditsnya : “Orang yang kuat adalah yang mampu menahan amarahnya.” (HR. Bukhari Muslim)
9). Tatalah hati. ^^ Jagalah hati, perbaiki, hingga hatilah yang pada akhirnya memaafkan. Maaf dan sakit hati ini kuncinya di hati, saudaraku. Jangan pernah merasa kita paling suci atau paling mulia dan paling lebih diantara yang lain, karena "kesombongan" itu membuat kita ga terima kalau dikritik atau dinasihati, apalagi kalau udah disakiti itu bisa sampai nangis 3 hari 3 malem (-_-"). Nah, bila sudah mantap hati kita (sudah ditata), insya ALLAH sesakit apapun, kita akan memaafkan. Sungguh, bersyukur sekali bila kita dikaruniai ALLAH sebuah hati yang tidak dapat membenci, yang sulit ditembus sama yang namanya "jengkel", sebuah hati yang muraah sekali tuk memberi maaf. Subhanallah, walaupun meminta maaf lebih mulia, tapi belajar memaafkan itu juga sangat indah..
“Barangsiapa yang ALLAH menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya DIA melapangkan dadanya untuk Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki ALLAH kesesatannya , niscaya ALLAH menjadikan dadanya sesak lagi sempit…” (Al-An’am : 125)
Nah, itulah ukhty, akhiy, sedikit tulisan dari saya dan tips yang sya peroleh dari 'merenung'. Karena diawali dengan kata-kata mutiara, maka seyogyanya ditutup dengan kata-kata mutiara juga ^^ :
"Mintalah pada-NYA petunjuk dan ketenangan, untuk hatimu yang hanya satu. Hingga tanpa tangis pun dikau mampu memaafkan. Hingga tanpa duka pun sakit hatimu segera sirna. Hingga tanpa peluh pun hatimu tak lagi mampu membenci."
"Bila ALLAH sudah menghembuskan hidayah dan kedamaian di hati seorang muslim, maka ia takkan peduli dengan hinaan manusia. Yang ia pikirkan hanyalah bagaimana menjaga nama baiknya di hadapan ALLAH. Bila baik di hadapan ALLAH, maka dengan izin ALLAH baik pula ia di hadapan dunia."
Subhanallaah.
Semoga bermanfaat ya^^
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jumat, 13 Juni 2014
Adzan terakhir sahabat Bilal bin Rabbah ra.
Semua pasti tahu, bahwa pada masa Nabi, setiap masuk waktu sholat, maka yang mengkumandankan adzan adalah Bilal bin Rabah. Bilal ditunjuk karena memiliki suara yang indah. Pria berkulit hitam asal Afrika itu mempunyai suara emas yang khas. Posisinya semasa Nabi tak tergantikan oleh siapapun, kecuali saat perang saja, atau saat keluar kota bersama Nabi. Karena beliau tak pernah berpisah dengan Nabi, kemanapun Nabi pergi. Hingga Nabi menemui Allah ta’ala pada awal 11 Hijrah. Semenjak itulah Bilal menyatakan diri tidak akan mengumandangkan adzan lagi. Ketika Khalifah Abu Bakar Ra. memintanya untuk jadi mu’adzin kembali, dengan hati pilu nan sendu bilal berkata: “Biarkan aku jadi muadzin Nabi saja. Nabi telah tiada, maka aku bukan muadzin siapa-siapa lagi.”
Abu Bakar terus mendesaknya, dan Bilal pun bertanya: “Dahulu, ketika engkau membebaskanku dari siksaan Umayyah bin Khalaf. Apakah engkau membebaskanmu karena dirimu apa karena Allah?.” Abu Bakar Ra. hanya terdiam. “Jika engkau membebaskanku karena dirimu, maka aku bersedia jadi muadzinmu. Tetapi jika engkau dulu membebaskanku karena Allah, maka biarkan aku dengan keputusanku.” Dan Abu Bakar Ra. pun tak bisa lagi mendesak Bilal Ra. untuk kembali mengumandangkan adzan.
Kesedihan sebab ditinggal wafat Nabi Saw., terus mengendap di hati Bilal Ra. Dan kesedihan itu yang mendorongnya meninggalkan Madinah, dia ikut pasukan Fath Islamy menuju Syam, dan kemudian tinggal di Homs, Syria. Lama Bilal Ra tak mengunjungi Madinah, sampai pada suatu malam, Nabi Saw hadir dalam mimpi Bilal, dan menegurnya: “Ya Bilal, wa maa hadzal jafa’? Hai Bilal, kenapa engkau tak mengunjungiku? Kenapa sampai begini?.” Bilal pun bangun terperanjat, segera dia mempersiapkan perjalanan ke Madinah, untuk ziarah pada Nabi. Sekian tahun sudah dia meninggalkan Nabi.
Setiba di Madinah, Bilal bersedu sedan melepas rasa rindunya pada Nabi Saw., pada sang kekasih. Saat itu, dua pemuda yang telah beranjak dewasa, mendekatinya. Keduanya adalah cucunda Nabi Saw., Hasan dan Husein. Sembari mata sembab oleh tangis, Bilal yang kian beranjak tua memeluk kedua cucu Nabi Saw itu. Salah satu dari keduanya berkata kepada Bilal Ra.: “Paman, maukah engkau sekali saja mengumandangkan adzan buat kami? Kami ingin mengenang kakek kami.” Ketika itu, Umar bin Khattab yang telah jadi Khalifah juga sedang melihat pemandangan mengharukan itu, dan beliau juga memohon Bilal untuk mengumandangkan adzan, meski sekali saja.
Bilal pun memenuhi permintaan itu. Saat waktu shalat tiba, dia naik pada tempat dahulu biasa dia adzan pada masa Nabi Saw masih hidup. Mulailah dia mengumandangkan adzan. Saat lafadz “Allahu Akbar” dikumandangkan olehnya, mendadak seluruh Madinah senyap, segala aktifitas terhenti, semua terkejut, suara yang telah bertahun-tahun hilang, suara yang mengingatkan pada sosok nan agung, suara yang begitu dirindukan, itu telah kembali. Ketika Bilal meneriakkan kata “Asyhadu an laa ilaha illallah”, seluruh isi kota madinah berlarian ke arah suara itu sembari berteriak, bahkan para gadis dalam pingitan mereka pun keluar.
Dan saat bilal mengumandangkan “Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah”, Madinah pecah oleh tangisan dan ratapan yang sangat memilukan. Semua menangis, teringat masa-masa indah bersama Nabi, Umar bin Khattab yang paling keras tangisnya. Bahkan Bilal sendiri pun tak sanggup meneruskan adzannya, lidahnya tercekat oleh air mata yang berderai. Hari itu, madinah mengenang masa saat masih ada Nabi Saw. Tak ada pribadi agung yang begitu dicintai seperti Nabi Saw. Dan adzan itu, adzan yang tak bisa dirampungkan itu, adalah adzan pertama sekaligus adzan terakhirnya Bilal Ra, semenjak Nabi Saw wafat. Dia tak pernah bersedia lagi mengumandangkan adzan, sebab kesedihan yang sangat segera mencabik-cabik hatinya mengenang seseorang yang karenanya dirinya derajatnya terangkat begitu tinggi. Semoga kita dapat merasakan nikmatnya Rindu dan Cinta seperti yang Allah karuniakan kepada Sahabat Bilal bin Rabah Ra. Aamiin
Selasa, 10 Juni 2014
Mengharap "terima kasih" dari orang lain? Tak perlu
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Setelah lama tidak bisa membuat pos karena sibuk UKK, alhamdulillah sekarang ada kesempatan untuk saya membagi sedikit coretan kepada para penikmat.
Saudaraku, Allah menciptakan setiap hamba agar selalu mengingat-Nya, dan Dia menganugerahkan rezeki kepada setiap makhluk ciptaan-Nya agar mereka bersyukur kepada-Nya. Namun, mereka justru banyak yang menyembah dan bersyukur kepada selain Dia.
Tabiat untuk mengingkari, membangkang, dan meremehkan suatu kenikmatan adalah penyakit yang umum menimpa jiwa manusia. Karena itu, kita tak perlu heran dan resah bila mendapatkan mereka mengingkari
kebaikan yang pernah kita berikan, mencampakkan budi baik yang telah kita tunjukkan. Lupakan saja bakti yang telah kita persembahkan.
Bahkan, tak usah resah bila mereka sampai memusuhi kita dengan sangat keji dan membenci kita sampai mendarah daging, sebab semua itu mereka lakukan adalah justru karena kita telah berbuat baik kepada mereka.
"Dan, mereka tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya) kecuali karena Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka."
(QS. At-Taubah: 74)
Karena itu, siapa saja yang kebaikannya diabaikan dan dilecehkan oleh orang-orang yang menyalahi fitrahnya, sudah seyogyanya menghadapi semua itu dengan kepala dingin. Dan, ketenangan seperti itu akan mendatangkan balasan pahala dari Zat Yang perbendaharaan-Nya tidak pernah habis dan sirna.
Ajakan ini bukan bermaksud menyuruh kita meninggalkan kebaikan yang telah kita lakukan selama ini atau bahkan kita sama sekali tidak berbuat baik kepada orang lain agar tak dicemooh. Ajakan ini hanya ingin agar kita tak goyah dan terpengaruh sedikitpun oleh kekejian dan pengingkaran mereka atas semua kebaikan yang telah kita perbuat. Dan janganlah kita pernah bersedih dengan apa saja yang mereka perbuat.
Berbuatlah kebaikan hanya demi mendapat ridlo' Allah semata, bukankah "La ilahaillallah" (tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah) adalah pegangan kita? Jika iya, sudah menjadi hal yang harus bagi kita sebagai muslim dan mukmin untuk berbuat dari, oleh, dan untuk Allah.
Dengan demikian, maka kita akan menguasai keadaan, tak akan pernah terusik oleh kebencian mereka, dan tidak pernah merasa terancam oleh perlakuan mereka atau membalas dengan tindakan bodoh seperti "ngambek" bahkan melakukan tindakan-tindakan jahil serupa. Kita harus bersyukur kepada Allah karena dapat berbuat baik ketika orang-orang di sekitar kita berlaku zalim.
Dan, ketahuilah bahwa tangan di atas itu lebih baik dari tangan yang di bawah.
"(Sambil berkata) : 'Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah. Kami tidak mengharapkan balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. Kami sesungguhnya takut pada azab Tuhan kami di hari yang padanya orang-orang bermuka masam penuh kesulitan.' Maka Allah memelihara mereka di hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati. Mereka mendapatkan balasan karena kesabaran mereka dengan surga dan pakaian sutera"
(QS. Al-Insan: 9-12)
Saudaraku, masih banyak orang berakal yang sering hilang kendali dan menjadi kacau pikiranya saat menghadapi kritikan atau cercaan pedas dari orang-orang sekitarnya. Terkesan, mereka seolah-olah belum pernah mendengar wahyu Ilahi yang menjelaskan dengan gamblang tentang perilaku golongan manusia yang selalu mengingkari Allah. Dalam wahyu itu dikatakan:
"Tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan."
(QS. Yunus: 12)
Kita tak perlu terkejut manakala menghadiahkan sebatang pena kepada seseorang, lalu ia memakai pena itu untuk menulis cemoohan kepada kita. Dan bila orang yang kita beri tongkat
untuk menggiring domba gembalaannya justru memukulkan tongkat itu ke kepala kita, tak usah kita tercengang. Itu semua adalah watak dasar manusia yang selalu mengingkari dan tak pernah bersyukur kepada Penciptanya sendiri Yang Maha Agung nan Mulia. Begitulah, kepada Tuhannya saja mereka berani membangkang dan mengingkari, maka apalagi kepada kita.
"...dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu..." (QS Al-Qashash : 77)
Semoga bermanfaat! :)
Keep spreading our smile!!^^
Sabtu, 24 Mei 2014
Langit terbelah dan menjadi merah mawar
Allah berfirman : "Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilauan) minyak. Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS. Ar-Rahman : 37-38)
Ayat ini dianggap sebagai salah satu ayat yang mengandung kemukjizatan Al-Quran terbesar di bidang astronomi. Sebab ayat ini benar-benar selaras dengan gambar yang terbentuk setelah terjadinya ledakan bintang-bintang.
Pada 31 Oktober 1990, badan antariksa AS bernama NASA melalui situs internetnya memperlihatkan suatu gambar yang dicitrakan oleh teleskop Hubble Space. Orang yang melihatnya secara sekilas tidak ragu bahwa itu adalah gambar bunga mawar berwarna merah dikelilingi oleh daun-daun berwarna hijau muda, dan ditengahnya terdapat kelopak berwarna biru. Bunga itu sebetulnya adalah gambar ledakan sebuah bintang raksasa bernama Cat's Eye Nebula (NGC 6543), yang berjarak 3000 tahun cahaya dari bumi. Lalu, apa hubungannya gambar tersebut dengan kemukjizatan Al-Quran?
Kalau anda meneliti tafsir ayat di atas dalam kitab tafsir yang muncul sebelum beredarnya gambar mawar tersebut, anda tidak akan menemukan sesuatu yang bisa menghilangkan dahaga anda atas ilmu pengetahuan. Hal ini karena, Al-Quran, sebagaimana dikatakan oleh Sayyidina Ali memiliki ayat-ayat yang belum bisa ditafsirkan. Sesungguhnya gambar bintang tersebut ketika sedang meledak adalah tafsir atas ayat tersebut. Inilah salah satu bentuk kemukjizatan Al-Quran.
Al-Quran adalah mukjizat abadi. Nabi Muhammad tidak menjelaskan sebagian besar ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan alam semesta. Mungkin ini adalah ijtihad beliau sendiri atau memang arahan dari Allah. Pasalnya, jika beliau menjelaskan secara singkat, niscaya generasi sesudah beliau akan mengingkarinya. Atau jika beliau menjelaskannya secara rinci, niscaya orang-orang di sekeliling beliau akan mengingkarinya. Maka ayat-ayat itu dibiarkan agar dijawab oleh dunia dan ilmu pengetahuan yang terus berkembang sampai saat ini.
Yang perlu selalu kita ingat, Al-Quran adalah kalam Allah dan mukjizat-Nya yang abadi hingga akhir zaman. Maka, tak seorangpun pernah terfikir di benaknya bahwa akan ada suatu bintang yang bisa meledak menyerupai bentuk mawar yang sempurna dengan helainya yang berwarna merah, kelopaknya di tengah, dan daun-daun yang berwarna hijau.
Kalam Allah kini ada di tangan kita, sebagai pedoman dan aturan hidup kita. Kita yakin bahwa Al-Quran adalah mukjizat Ilahi yang diturunkan kepada Nabi kita Muhammad sejak 14 abad yg lalu. Andaikata para ilmuwan Barat tahu kemukjizatan-kemukjizatan yang dikandung ayat-ayat ini, niscaya mereka akan menemukan berbagai aral untuk mendapatkan penemuan-penemuan tentang dunia antariksa.
Subhanallah.
Jumat, 23 Mei 2014
Kisah teladan Rasulullah SAW dengan wanita tua
Dikisahkan bahwa ada seorang wanita tua yang sedang melintasi gurun pasir dengan membawa beban barang bawaannya yang cukup berat. Wanita tua itu tampaknya sangat kepayahan, namun demikian dia tetap berusaha untuk membawa barang bawaannya dengan sekuat tenaga.
Tidak lama kemudian tampak dari kejauhan, seorang laki-laki muda dengan wajah yang sangat tampan datang menemui wanita tua itu. Laki-laki itu menawarkan diri kepada wanita tua tersebut untuk membantu membawa barang bawaannya dan wanita tua yang sedang kepayahan itu menerima tawaran tersebut dengan segala senang hati. Kemudian laki-laki itu pun mengangkat dan membawa barang bawaan wanita tua itu, lalu mereka berjalan beriringan.
Dalam perjalanan, wanita tua ini banyak bicara dan ternyata dia adalah seorang wanita yang senang berbicara.
“ Anak muda, senang sekali kamu mau membantu dan menemani saya dan saya sangat menghargainya ”, kata wanita itu.
Laki-laki itu hanya tersenyum mendengar ucapan wanita tua itu dan kemudian wanita tua itu berkata lagi : “ Anak muda, selama kita berjalan bersama, saya hanya punya satu permintaan untuk kamu. Janganlah kamu sekali-kali berbicara apapun tentang Muhammad, karena gara-gara dia, tidak ada lagi rasa damai dan saya merasa sangat terganggu dengan pemikirannya. Jadi sekali lagi saya minta kepada kamu, jangan berbicara apapun tentang Muhammad ”.
Laki-laki itu kembali tersenyum dan dengan sabar dia terus mendengarkan perkataan wanita tua itu. Wanita tua itu lalu melanjutkan perkataannya lagi :
“ Muhammad itu benar-benar membuat saya kesal. Saya selalu mendengar nama dan reputasinya kemanapun saya pergi. Dia dikenal berasal dari keluarga dan suku yang terpercaya, akan tetapi tiba-tiba dia memecah belah orang-orang dengan mengatakan bahwa Tuhan itu satu ”.
“ Dia menjerumuskan orang yang lemah, orang miskin dan budak-budak. Orang-orang itu berpikir mereka akan dapat menemukan kekayaan dan kebebasan dengan mengikuti jalannya. Dia merusak anak-anak muda dengan memutarbalikkan kebenaran. Dia meyakinkan mereka bahwa mereka kuat dan bahwa ada suatu tujuan yang bisa diraih. Jadi anak muda, jangan sekali-kali kamu berbicara tentang Muhammad”, kata wanita tua itu lagi dengan nada yang kesal.
Tidak lama kemudian setelah mereka berjalan, sampailah mereka di tempat tujuan. Laki-laki itu lalu menurunkan barang bawaannya dan wanita tua tersebut menatap laki-laki itu dengan senyumannya sambil berkata : “ Terima kasih banyak, anak muda. Kamu sangat baik. Kemurahan hati dan senyuman kamu itu sangat jarang saya temukan. Biarkan saya memberi satu nasihat untuk kamu, jauhi Muhammad!. Jangan pernah memikirkan kata-katanya atau mengikuti jalannya. Kalau kamu lakukan itu, maka kamu tidak akan pernah mendapatkan ketenangan. Yang ada hanya masalah.”
Laki-laki itu masih saja tersenyum ketika mendengarkan ucapan dan nasehat dari wanita tua itu. Kemudian laki-laki itu mohon diri untuk meninggalkan wanita tua itu, namun pada saat laki-laki itu berbalik menjauh, wanita itu menghentikannya : “ Maaf, sebelum kita berpisah, bolehkah saya tahu siapa namamu, anak muda?”.
Laki-laki itu kembali tersenyum kemudian dengan lembut memberitahukan namanya dan ternyata wanita itu sangat terkejut ketika laki-laki itu menyebutkan namanya.
“ Maaf, apa yang kamu bilang tadi? Kata-kata kamu tidak terdengar jelas. Telinga saya semakin tua dan terkadang saya tidak bisa mendengar dengan baik. Kelihatannya ada yang lucu, karena saya pikir tadi saya mendengar kamu mengucapkan Muhammad ”.
“ Iya, Saya Muhammad ”, laki-laki itu mengulang kata-katanya lagi kepada wanita tua itu. Wanita tua itu terpaku memandangi Rasulullah SAW dan tidak lama kemudian tiba-tiba meluncur kata-kata dari mulutnya :
“ Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan-Nya “.
Subhanallah.
Kisah Nabi Muhammad SAW dengan orang Yahudi
Utbah bin Abi Mu`id (kafir Quraisy ) membawa sekantung kotoran unta yang telah tersimpan selama tiga hari tiga malam lalu mengangkatnya tepat di atas kepala Nabi SAW dan merobeknya sehingga mengotori kepala dan wajah Nabi SAW. Namun beliau diam dan hanya tersenyum seraya membalikkan badan dan kemudian pulang untuk membersihkan diri.
Suatu ketika orang-orang kafir Quraisy menyewa seorang Yahudi untuk menyakiti Nabi. Di lorong yang biasa di lewati Nabi SAW untuk menuju Ka`bah, orang Yahudi itu berdiri untuk menunggu Nabi SAW. Di saat Nabi lewat, dia memanggil Nabi.
Beliau pun menengok, karena beliau tidak pernah mengecewakan siapa pun yang memanggilnya. Di saat itulah Yahudi tadi meludahi wajah Rasulullah SAW.
Nabi tidak sedikit pun marah atau menghardik Yahudi itu.
Keesokan harinya, Nabi kembali berjalan di tempat yang sama. Tidak sedikit pun beliau merasa dendam atau berusaha untuk menjauhi jalan tersebut. Sesampainya di tempat yang sama, Nabi pun kembali dipanggil dan diludahi seperti sebelumnya.
Demikianlah kejadian itu terus berulang selama beberapa hari hingga pada suatu hari Nabi tidak mendapati lagi orang yang meludahinya selama itu. Nabi pun bertanya dalam hatinya, “Ke mana gerangan orang yang selalu meludahiku?”
Setelah menanyakannya pada orang-orang, tahulah Nabi bahwa orang tersebut jatuh sakit.
Nabi pun pulang ke rumah untuk mengambil makanan yang ada dan tak lupa pula mampir ke pasar, membeli buah-buahan, untuk menjenguk Yahudi yang tengah sakit itu.
Sesampainya di rumah si Yahudi, Nabi mengetuk pintu.
Dari dalam rumah, terdengar suara lirih Yahudi yang tengah sakit mendekati pintu sembari bertanya, “Siapa yang datang?”
“Saya, Muhammad,” jawab Nabi SAW.
“Muhammad siapa?” terdengar suara Yahudi itu kembali bertanya.
“Muhammad Rasulullah,” jawab Nabi lagi.
Setelah pintu dibuka, alangkah terkejutnya si Yahudi, menyaksikan sosok yang datang adalah orang yang selama itu disakitinya dan diludahi wajahnya.
“Untuk apa engkau datang kemari?” tanya Yahudi itu lagi.
“Aku datang untuk menjengukmu, wahai saudaraku, karena aku mendengar engkau jatuh sakit,” jawab Nabi SAW dengan suara yang lembut.
“Wahai Muhammad, ketahuilah bahwa sejak aku jatuh sakit, belum ada seorang pun datang menjengukku, bahkan Abu Jahal sekalipun, yang telah menyewaku untuk menyakitimu, padahal aku telah beberapa kali mengutus orang kepadanya agar ia segera datang memberikan sesuatu kepadaku. Namun engkau, yang telah aku sakiti selama ini dan aku ludahi berkali-kali, justru engkau yang pertama kali datang menjengukku,” kata Yahudi itu dengan nada terharu.
Keagungan akhlaq Nabi SAW telah meluluhkan hatinya. Ia pun menangis seraya memeluk Nabi dan menyatakan syahadat.
Subhanallah. Semoga kita semua dapat meneladani salah satu keagungan akhlaq beliau tersebut, aamiin.
Kisah taubat yang mengagumkan
Tiba-tiba datanglah seorang wanita berhijab masuk ke pintu masjid. Kemudian Rasul pun diam, dan diam pula para sahabat beliau .
Wanita tersebut menghadap dengan perlahan, dia berjalan dengan penuh gentar dan takut, dia lemparkan segenap penilaian dan pertimbangan manusia, dia lupakan aib dan keburukan, tidak takut kepada manusia, atau mata manusia dan apa yang akan dikatakan oleh manusia.
Hingga dia sampai kepada Rasulullah , kemudian dia berdiri di hadapan beliau, dan mengabarkan kepada beliau bahwa dia telah berzina!!
Dia berkata: “Wahai Rasulullah, aku telah melakukan (maksiat yang mewajibkan adanya) hukuman had (atasku), maka sucikanlah aku!”
Apa yang diperbuat oleh Rasulullah ?!
Apakah beliau meminta persaksian dari para sahabat atas wanita tersebut?
Tidak, bahkan memerahlah wajah beliau hingga hampir-hampir meneteskan darah. Kemudian beliau mengarahkan wajah beliau ke arah kanan, dan diam, seakan-akan beliau tidak mendengar sesuatu. Rasulullah berusaha agar wanita ini mencabut perkataannya, akan tetapi wanita tersebut adalah wanita yang istimewa, wanita yang shalihah, wanita yang keimanannya telah menancap di dalam hatinya. Maka Nabi bersabda kepadanya: “Pergilah, hingga engkau melahirkannya.”
Berlalulah bulan demi bulan, dia mengandung putranya selama 9 bulan, kemudian dia melahirkannya. Maka pada hari pertama nifasnya, diapun datang dengan membawa anaknya yang telah diselimuti kain dan berkata: “Wahai Rasulullah, sucikanlah aku dari dosa zina, inilah dia, aku telah melahirkannya, maka sucikanlah aku wahai Rasulullah!”
Maka Nabipun melihat kepada anak wanita tersebut, sementara hati beliau tercabik-cabik karena merasakan sakit dan sedih, dikarenakan beliau menghidupkan kasih sayang terhadap orang yang berbuat maksiat.
Siapa yang akan menyusui bayi tersebut jika ibunya mati? Siapakah yang akan mengurusi keperluannya jika had (hukuman) ditegakkan atas ibunya?
Maka Nabi bersabda: “Pulanglah, susuilah dia, maka jika engkau telah menyapihnya, kembalilah kepadaku.”
Maka wanita itupun pergi ke rumah keluarganya, dia susui anaknya, dan tidaklah bertambah keimanannya di dalam hatinya kecuali keteguhan, seperti teguhnya gunung. Tahunpun bergulir berganti tahun. Kemudian wanita itu datang dengan membawa anaknya yang sedang memegang roti. Dia
berkata: “Wahai Rasulullah, aku telah menyapihnya, maka sucikanlah aku!”
Dia dan keadaannya sungguh sangat menakjubkan! Iman yang bagaimanakah yang membuatnya berbuat demikian. Tiga tahun lebih atau kurang, yang demikian tidaklah menambahnya kecuali kekuatan iman.
Nabi mengambil anaknya, seakan-akan beliau membelah hati wanita tersebut dari antara kedua lambungnya. Akan tetapi ini adalah perintah Allah, keadilan langit, kebenaran yang dengannya kehidupan akan tegak.
Nabi bersabda: “Siapa yang mengkafil (mengurusi) anak ini, maka dia adalah temanku di sorga seperti ini…” Kemudian beliau memerintahkan agar wanita tersebut dirajam.
Dalam sebuah riwayat bahwa Nabi memerintahkan agar wanita itu dirajam, kemudian beliau menshalatinya. Maka berkatalah Umar : “Anda menshalatinya wahai Nabi Allah, sungguh dia telah berzina.” Maka beliau bersabda:
“Sungguh dia telah bertaubat dengan satu taubat, seandainya taubatnya itu dibagikan kepada 70 orang dari penduduk Madinah, maka taubat itu akan mencukupinya. Apakah engkau mendapati sebuah taubat yang lebih utama dari pengorbanan dirinya untuk Allah ?” (HR. Ahmad)
Sesungguhnya ini adalah rasa takut kepada Allah. Sesungguhnya itu adalah perasaan takut yang terus menerus berada pada diri wanita mukminah tersebut saat dia terjerumus ke dalam jerat-jerat syetan, dia menjawab jerat-jerat tersebut pada saat lemah. Ya, dia telah berbuat dosa, akan tetapi dia
berdiri dari dosanya dengan hati yang dipenuhi oleh iman, dan jiwa yang digerakkan oleh panasnya maksiat. Ya, dia telah berdosa, akan tetapi telah berdiri pada hatinya tempat pengagungan terhadap Dzat yang dia bermaksiat kepada-Nya. Sesungguhnya ini adalah taubat sejati wahai hamba-hamba Allah.
Fakta tentang api di dasar laut
Secara logika, mustahil ada semburat api di dalam lautan yang volume airnya jauh lebih banyak. Jika kita fikir, maka api itu akan padam. Namun fakta berkata lain.
Dua ahli geologi berkebangsaan Rusia, Anatol Sbagovich dan Yuri Bagdanov bersama rekannya ilmuwan Amerika Serikat (AS), Rona Clint pernah meneliti tentang kerak bumi dan patahannya di dasar laut.
Para ilmuwan tersebut, menyelam ke dasar laut sedalam 1.750 kilometer di lepas pantai Miami. Sbagovich bersama kedua rekannya menggunakan kapal selam canggih yang kemudian beristirahat di batu karang dasar laut. Di dasar laut itulah, mereka dikejutkan dengan fenomena aliran air yang sangat panas mengalir ke arah retakan batu.
Kemudian aliran air itu disertai dengan semburan lava cair panas menyembur layaknya api didaratan, dan disertai dengan debu vulkanik layaknya asap kebakaran di daratan. Tidak tanggung-tanggung panasnya suhu api vulkanis didalam air tersebut ternyata mencapai 231 derajat celcius.
Bagaimana api bisa bertahan di dalam laut?
Mereka menemukan fakta bahwa fenomena alam itu terjadi akibat aliran lava vulkanis yang terjadi di dasar laut, layaknya gunung api bila di daratan. Dan kemudian mereka menemukan lebih banyak lagi gunung api aktif di bawah laut, yang tersebar diseluruh lautan.
Sesungguhnya, Al-Quran telah menyebutkan fakta itu sejak 1.400 tahun yang lalu. Simak terjemahan firman Allah SWT berikut ini:
"Demi bukit. Dan Kitab yang ditulis. Pada lembaran yang terbuka. Dan Demi Baitul Makmur (Ka'bah). Dan demi surga langit yang ditinggikan. Dan Demi laut, yang di dalam tanahnya ada api." (QS: At-Thur: 1-6).
Alquran menjelaskan api di dalam lautan itu dengan istilah 'Masjur'. Dalam bahasa Arab, 'Masjur' dimaknai dengan sesuatu yang berada di atas, dipanaskan dari panas dibawahnya.
"Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran? Kalau kiranya Al-Quran itu datang bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya." (QS. An-Nisaa' : 82)
SUBHANALLAH, ALLAHU AKBAR!
Dua ahli geologi berkebangsaan Rusia, Anatol Sbagovich dan Yuri Bagdanov bersama rekannya ilmuwan Amerika Serikat (AS), Rona Clint pernah meneliti tentang kerak bumi dan patahannya di dasar laut.
Para ilmuwan tersebut, menyelam ke dasar laut sedalam 1.750 kilometer di lepas pantai Miami. Sbagovich bersama kedua rekannya menggunakan kapal selam canggih yang kemudian beristirahat di batu karang dasar laut. Di dasar laut itulah, mereka dikejutkan dengan fenomena aliran air yang sangat panas mengalir ke arah retakan batu.
Kemudian aliran air itu disertai dengan semburan lava cair panas menyembur layaknya api didaratan, dan disertai dengan debu vulkanik layaknya asap kebakaran di daratan. Tidak tanggung-tanggung panasnya suhu api vulkanis didalam air tersebut ternyata mencapai 231 derajat celcius.
Bagaimana api bisa bertahan di dalam laut?
Mereka menemukan fakta bahwa fenomena alam itu terjadi akibat aliran lava vulkanis yang terjadi di dasar laut, layaknya gunung api bila di daratan. Dan kemudian mereka menemukan lebih banyak lagi gunung api aktif di bawah laut, yang tersebar diseluruh lautan.
Sesungguhnya, Al-Quran telah menyebutkan fakta itu sejak 1.400 tahun yang lalu. Simak terjemahan firman Allah SWT berikut ini:
"Demi bukit. Dan Kitab yang ditulis. Pada lembaran yang terbuka. Dan Demi Baitul Makmur (Ka'bah). Dan demi surga langit yang ditinggikan. Dan Demi laut, yang di dalam tanahnya ada api." (QS: At-Thur: 1-6).
Alquran menjelaskan api di dalam lautan itu dengan istilah 'Masjur'. Dalam bahasa Arab, 'Masjur' dimaknai dengan sesuatu yang berada di atas, dipanaskan dari panas dibawahnya.
"Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran? Kalau kiranya Al-Quran itu datang bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya." (QS. An-Nisaa' : 82)
SUBHANALLAH, ALLAHU AKBAR!
Kamis, 22 Mei 2014
Menolong diri sendiri dengan 'menolong' Allah
Teringat sebuah ayat motivasi luar biasa,
“Wahai orang-orang yang beriman! jika kamu menolong (agama) ALLAH, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS Muhammad: 7)
Adakah yang merasa berat menjalankan amanah?
adakah yang merasa terlalu lelah untuk melangkah?
adakah yang ragu pada pertolongan ALLAH?
jika kita membaca ayat diatas lalu mempertanyakan, “apakah benar semua orang yang menolong agama ALLAH akan ditolongNya?” maka kita perlu mengingat kembali kisah-kisah sarat mujizat yang telah membuktikan betapa luar biasa ALLAH membantu hambaNya yang berjuang untuk agamanya, sebagian diantaranya:
- Musa as, saat ALLAH membukakan jalan keluar ketika beliau bersama umat dikejar bala tentara fir’aun. disaat ada kekhawatiran akan keselamatan umatnya, disaat itulah ALLAH menurunkan bantuan luar biasa yang tidak pernah terjadi sebelum dan sesudahnya, ALLAH membelah lautan merah untuk jalan. dan akhirnya beliau as beserta umatnya selamat. Sedangkan fir’aun dan pasukannya yang terus mengejar akhirnya ditimpa air laut.
- Ibrahim as, disaat ALLAH menyelamatkan beliau dari siksaan api yang siap memanggang beliau.
- Muhammad saw, disaat para malaikat turun ke bumi dan menjadi bagian dari pasukan mujahid melawan kaum quraisy. Pasukan muslim yang hanya 314 orang berhasil menumbangkan kesombongan kaum kafir beserta semua tokoh kaum musyrikin yang berjumlah seribu orang.
- Yunus as, yang diselamatkan ALLAH dari perut ikan paus.
Dan begitu banyak kisah lain yang menjadi bukti nyata betapa ALLAH menurunkan bantuanNya pada hamba-hambaNya yang berjuang membela agamaNya. Keikhlasan dan totalitas perjuangan mereka telah menyentuh kehendak ALLAH untuk menurunkan bantuanNya. Sungguh, tiada keraguan atas apa yang dijanjikan ALLAH pada umat manusia.
Pertanyaannya kemudian adalah:
Masihkah kita ragu?
Masihkah kita enggan?
Sudahkah kita menunaikan kehormatan hidup kita sebagai pembela (agama) ALLAH?
Semoga kita senantiasa diteguhkan dalam jalan kebenaran. aamiin…
Siapapun kita yang menjalani aktivitas dakwah Ilallah,
Siapapun kita yang senantiasa menjalani rutinitas hidup untuk mencari keridloan ALLAH,
Siapapun kita yang senantiasa berjuang mempersiapkan pertemuan dengan ALLAH,
katakan ” BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM ! “, lalu biarkan ALLAH membantu kita dengan kuasaNya.
“Wahai orang-orang yang beriman! jika kamu menolong (agama) ALLAH, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS Muhammad: 7)
Adakah yang merasa berat menjalankan amanah?
adakah yang merasa terlalu lelah untuk melangkah?
adakah yang ragu pada pertolongan ALLAH?
jika kita membaca ayat diatas lalu mempertanyakan, “apakah benar semua orang yang menolong agama ALLAH akan ditolongNya?” maka kita perlu mengingat kembali kisah-kisah sarat mujizat yang telah membuktikan betapa luar biasa ALLAH membantu hambaNya yang berjuang untuk agamanya, sebagian diantaranya:
- Musa as, saat ALLAH membukakan jalan keluar ketika beliau bersama umat dikejar bala tentara fir’aun. disaat ada kekhawatiran akan keselamatan umatnya, disaat itulah ALLAH menurunkan bantuan luar biasa yang tidak pernah terjadi sebelum dan sesudahnya, ALLAH membelah lautan merah untuk jalan. dan akhirnya beliau as beserta umatnya selamat. Sedangkan fir’aun dan pasukannya yang terus mengejar akhirnya ditimpa air laut.
- Ibrahim as, disaat ALLAH menyelamatkan beliau dari siksaan api yang siap memanggang beliau.
- Muhammad saw, disaat para malaikat turun ke bumi dan menjadi bagian dari pasukan mujahid melawan kaum quraisy. Pasukan muslim yang hanya 314 orang berhasil menumbangkan kesombongan kaum kafir beserta semua tokoh kaum musyrikin yang berjumlah seribu orang.
- Yunus as, yang diselamatkan ALLAH dari perut ikan paus.
Dan begitu banyak kisah lain yang menjadi bukti nyata betapa ALLAH menurunkan bantuanNya pada hamba-hambaNya yang berjuang membela agamaNya. Keikhlasan dan totalitas perjuangan mereka telah menyentuh kehendak ALLAH untuk menurunkan bantuanNya. Sungguh, tiada keraguan atas apa yang dijanjikan ALLAH pada umat manusia.
Pertanyaannya kemudian adalah:
Masihkah kita ragu?
Masihkah kita enggan?
Sudahkah kita menunaikan kehormatan hidup kita sebagai pembela (agama) ALLAH?
Semoga kita senantiasa diteguhkan dalam jalan kebenaran. aamiin…
Siapapun kita yang menjalani aktivitas dakwah Ilallah,
Siapapun kita yang senantiasa menjalani rutinitas hidup untuk mencari keridloan ALLAH,
Siapapun kita yang senantiasa berjuang mempersiapkan pertemuan dengan ALLAH,
katakan ” BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM ! “, lalu biarkan ALLAH membantu kita dengan kuasaNya.
Percayalah, selalu ada kemudahan
Setiap manusia pasti mempunyai masalah. Sering kali kita dihadapkan dengan ujian hidup. Ada yang begitu berat untuk dihadapi, ada yang begitu ringan untuk diselesaikan. Tapi satu hal yang perlu kita sadari, semua orang pasti mendapatkan ujian. Semua orang menghadapi masalahnya masing-masing. Yang membedakan antara satu dengan yang lain adalah seberapa cerdas menyikapinya, seberapa siap menghadapinya, dan seberapa cantik menyelesaikannya.
Mari merenungi isyarat dari ALLAH;
“Apakah kamu mengira kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu sebagaimana orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan sehingga berkatanya rasul dan orang-orang beriman bersamanya:”Bilakah datangnya pertolongan ALLAH?”. Ingatlah, sesungguhnya pertolongan ALLAH itu amat dekat.” (QS. 2:214)
Saudaraku, mari kuatkan keyakinan kita terhadap pertolongan ALLAH. Dan dengan ijinNya, pancaran cahaya akan membantu kita menjalani semua ujian dengan berkah, hingga semua masalah dapat berakhir dengan indah.
Mari kembali merenungi ayat cinta dariNya,
“Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada sisi Kami ada suatu kitab yang membicarakan kebenaran, dan mereka tidak dianiaya.” ( QS. 23:62 )
“karena sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.” ( QS 94: 5-6 )
“…Barang siapa bertaqwa kepada ALLAH niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada ALLAH niscaya ALLAH akan mencukupkannya…” ( QS 65: 2-3 )
Tidakkah kita melihat pertolongan yang dijanjikan ALLAH pada seluruh umatNya?
Mari merenungi isyarat dari ALLAH;
“Apakah kamu mengira kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu sebagaimana orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan sehingga berkatanya rasul dan orang-orang beriman bersamanya:”Bilakah datangnya pertolongan ALLAH?”. Ingatlah, sesungguhnya pertolongan ALLAH itu amat dekat.” (QS. 2:214)
Saudaraku, mari kuatkan keyakinan kita terhadap pertolongan ALLAH. Dan dengan ijinNya, pancaran cahaya akan membantu kita menjalani semua ujian dengan berkah, hingga semua masalah dapat berakhir dengan indah.
Mari kembali merenungi ayat cinta dariNya,
“Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada sisi Kami ada suatu kitab yang membicarakan kebenaran, dan mereka tidak dianiaya.” ( QS. 23:62 )
“karena sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.” ( QS 94: 5-6 )
“…Barang siapa bertaqwa kepada ALLAH niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada ALLAH niscaya ALLAH akan mencukupkannya…” ( QS 65: 2-3 )
Tidakkah kita melihat pertolongan yang dijanjikan ALLAH pada seluruh umatNya?
Langganan:
Postingan (Atom)