Secara logika, mustahil ada semburat api di dalam lautan yang volume airnya jauh lebih banyak. Jika kita fikir, maka api itu akan padam. Namun fakta berkata lain.
Dua ahli geologi berkebangsaan Rusia, Anatol Sbagovich dan Yuri Bagdanov bersama rekannya ilmuwan Amerika Serikat (AS), Rona Clint pernah meneliti tentang kerak bumi dan patahannya di dasar laut.
Para ilmuwan tersebut, menyelam ke dasar laut sedalam 1.750 kilometer di lepas pantai Miami. Sbagovich bersama kedua rekannya menggunakan kapal selam canggih yang kemudian beristirahat di batu karang dasar laut. Di dasar laut itulah, mereka dikejutkan dengan fenomena aliran air yang sangat panas mengalir ke arah retakan batu.
Kemudian aliran air itu disertai dengan semburan lava cair panas menyembur layaknya api didaratan, dan disertai dengan debu vulkanik layaknya asap kebakaran di daratan. Tidak tanggung-tanggung panasnya suhu api vulkanis didalam air tersebut ternyata mencapai 231 derajat celcius.
Bagaimana api bisa bertahan di dalam laut?
Mereka menemukan fakta bahwa fenomena alam itu terjadi akibat aliran lava vulkanis yang terjadi di dasar laut, layaknya gunung api bila di daratan. Dan kemudian mereka menemukan lebih banyak lagi gunung api aktif di bawah laut, yang tersebar diseluruh lautan.
Sesungguhnya, Al-Quran telah menyebutkan fakta itu sejak 1.400 tahun yang lalu. Simak terjemahan firman Allah SWT berikut ini:
"Demi bukit. Dan Kitab yang ditulis. Pada lembaran yang terbuka. Dan Demi Baitul Makmur (Ka'bah). Dan demi surga langit yang ditinggikan. Dan Demi laut, yang di dalam tanahnya ada api." (QS: At-Thur: 1-6).
Alquran menjelaskan api di dalam lautan itu dengan istilah 'Masjur'. Dalam bahasa Arab, 'Masjur' dimaknai dengan sesuatu yang berada di atas, dipanaskan dari panas dibawahnya.
"Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran? Kalau kiranya Al-Quran itu datang bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya." (QS. An-Nisaa' : 82)
SUBHANALLAH, ALLAHU AKBAR!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar