Selasa, 10 Juni 2014

Mengharap "terima kasih" dari orang lain? Tak perlu


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Setelah lama tidak bisa membuat pos karena sibuk UKK, alhamdulillah sekarang ada kesempatan untuk saya membagi sedikit coretan kepada para penikmat.

Saudaraku, Allah menciptakan setiap hamba agar selalu mengingat-Nya, dan Dia menganugerahkan rezeki kepada setiap makhluk ciptaan-Nya agar mereka bersyukur kepada-Nya. Namun, mereka justru banyak yang menyembah dan bersyukur kepada selain Dia.

Tabiat untuk mengingkari, membangkang, dan meremehkan suatu kenikmatan adalah penyakit yang umum menimpa jiwa manusia. Karena itu, kita tak perlu heran dan resah bila mendapatkan mereka mengingkari
kebaikan yang pernah kita berikan, mencampakkan budi baik yang telah kita tunjukkan. Lupakan saja bakti yang telah kita persembahkan.

Bahkan, tak usah resah bila mereka sampai memusuhi kita dengan sangat keji dan membenci kita sampai mendarah daging, sebab semua itu mereka lakukan adalah justru karena kita telah berbuat baik kepada mereka.
"Dan, mereka tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya) kecuali karena Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka."
(QS. At-Taubah: 74)

Karena itu, siapa saja yang kebaikannya diabaikan dan dilecehkan oleh orang-orang yang menyalahi fitrahnya, sudah seyogyanya menghadapi semua itu dengan kepala dingin. Dan, ketenangan seperti itu akan mendatangkan balasan pahala dari Zat Yang perbendaharaan-Nya tidak pernah habis dan sirna.

Ajakan ini bukan bermaksud menyuruh kita meninggalkan kebaikan yang telah kita lakukan selama ini atau bahkan kita sama sekali tidak berbuat baik kepada orang lain agar tak dicemooh. Ajakan ini hanya ingin agar kita tak goyah dan terpengaruh sedikitpun oleh kekejian dan pengingkaran mereka atas semua kebaikan yang telah kita perbuat. Dan janganlah kita pernah bersedih dengan apa saja yang mereka perbuat.

Berbuatlah kebaikan hanya demi mendapat ridlo' Allah semata, bukankah "La ilahaillallah" (tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah) adalah pegangan kita? Jika iya, sudah menjadi hal yang harus bagi kita sebagai muslim dan mukmin untuk berbuat dari, oleh, dan untuk Allah.

Dengan demikian, maka kita akan menguasai keadaan, tak akan pernah terusik oleh kebencian mereka, dan tidak pernah merasa terancam oleh perlakuan mereka atau membalas dengan tindakan bodoh seperti "ngambek" bahkan melakukan tindakan-tindakan jahil serupa. Kita harus bersyukur kepada Allah karena dapat berbuat baik ketika orang-orang di sekitar kita berlaku zalim.

Dan, ketahuilah bahwa tangan di atas itu lebih baik dari tangan yang di bawah.
"(Sambil berkata) : 'Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah. Kami tidak mengharapkan balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. Kami sesungguhnya takut pada azab Tuhan kami di hari yang padanya orang-orang bermuka masam penuh kesulitan.' Maka Allah memelihara mereka di hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati. Mereka mendapatkan balasan karena kesabaran mereka dengan surga dan pakaian sutera"
(QS. Al-Insan: 9-12)

Saudaraku, masih banyak orang berakal yang sering hilang kendali dan menjadi kacau pikiranya saat menghadapi kritikan atau cercaan pedas dari orang-orang sekitarnya. Terkesan, mereka seolah-olah belum pernah mendengar wahyu Ilahi yang menjelaskan dengan gamblang tentang perilaku golongan manusia yang selalu mengingkari Allah. Dalam wahyu itu dikatakan:
"Tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan."
(QS. Yunus: 12)

Kita tak perlu terkejut manakala menghadiahkan sebatang pena kepada seseorang, lalu ia memakai pena itu untuk menulis cemoohan kepada kita. Dan bila orang yang kita beri tongkat
untuk menggiring domba gembalaannya justru memukulkan tongkat itu ke kepala kita, tak usah kita tercengang. Itu semua adalah watak dasar manusia yang selalu mengingkari dan tak pernah bersyukur kepada Penciptanya sendiri Yang Maha Agung nan Mulia. Begitulah, kepada Tuhannya saja mereka berani membangkang dan mengingkari, maka apalagi kepada kita.

"...dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu..." (QS Al-Qashash : 77)

Semoga bermanfaat! :)
Keep spreading our smile!!^^

3 komentar:

  1. Bagus ! Kita harus lebih bisa menjaga diri kita.. Alhamdulillah dan terima kasih atas ilmunya.. :)

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah, sama-sama. Terima kasih sudah berkunjung ke sini. Sering2 berkunjung ke sini ya :-)

    BalasHapus
  3. Insyaallah.. . Jangan lupa kunjungi blog saya juga ya.. :) , Semoga Allah selalu bersama kita..

    BalasHapus